Minggu, 07 Mei 2017

Mitos dan Fakta Tentang Alergi Makanan

MITOSATAUFAKTA.COMAkhir-akhir ini semakin banyak orang di dunia yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu, terutama anak-anak. Makanan yang “terdakwa” sebagai penyebab alergi antara lain susu sapi, makanan laut, kacang, telur, dan lain-lain.
Mitos dan Fakta Tentang Alergi Makanan
Berikut adalah mitos dan fakta seputar alergi makanan yang perlu diketahui oleh para orangtua:
Mitos dan Fakta #1. Alergi makanan tidak berbahaya
Salah. Ada beberapa derajat keparahan alergi makanan, mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat. Gejala alergi dapat berupa ruam merah atau bentol gatal di kulit, bengkak pada mata dan bibir, sesak napas, pingsan, hingga menyebabkan kematian. Untuk menghindari gejala yang berat, pantanglah makanan yang telah dipastikan oleh dokter menyebabkan alergi.
Mitos dan Fakta #2. Alergi makanan dan intoleransi makanan adalah hal yang berbeda
Benar. Alergi makanan disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Gejala alergi tersebut dapat melibatkan sistem pencernaan, pernapasan, dan kulit. Sementara itu, intoleransi makanan hanya disebabkan oleh ketidakmampuan sistem pencernaan “mengolah” makanan – biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim pencernaan. Oleh karena itu, gejala intoleransi hanya sebatas pada gejala pencernaan, seperti kembung, diare, nyeri perut, mual, dan lain-lain.
Mitos dan Fakta #3. Semua anak yang memiliki alergi makanan akan terus mengalaminya seumur hidup
Salah. Sebagian besar anak yang mengalami alergi makanan seperti alergi susu sapi, telur, soya, dan gandum, umumnya akan sembuh ketika mereka berusia tiga tahun. Namun demikian, ada sebagian kecil dari anak-anak tersebut yang akan terus memiliki alergi terhadap makanan tertentu hingga dewasa.
Mitos dan Fakta #4. Semua anak yang alergi telur tidak boleh diimunisasi influenza
Salah. Dalam vaksin influenza memang terdapat sedikit kandungan telur. Namun American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology mengonfirmasi bahwa anak yang memiliki gejala alergi yang ringan-sedang masih boleh mendapatkan vaksin tersebut. Meski demikian, telah tersedia jenis vaksin influenza yang tidak mengandung telur untuk pilihan yang lebih aman.
Mitos dan Fakta #5. Wanita hamil dan menyusui harus memantang berbagai jenis makanan yang dicurigai menyebabkan alergi
Salah. American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa ibu hamil dan menyusui tidak perlu memantang makanan tertentu jika belum terbukti benar-benar menyebabkan alergi pada anak. Menghindari berbagai jenis makanan yang belum terbukti menyebabkan alergi dikhawatirkan dapat membuat ibu hamil dan menyusui kekurangan gizi.
Mitos dan Fakta #6. Orangtua tidak perlu menunda pemberian makanan yang sering dikhawatirkan menyebabkan alergi
Benar. American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa pemberian makanan seperti telur, susu sapi, kacang, dan ikan masih aman jika Si Kecil belum dipastikan memiliki alergi terhadap makanan tersebut. Pembatasan berbagai makanan tanpa kepastian yang jelas malah berisiko mengurangi gizi yang seharusnya didapatkan oleh anak.

11 Des 2015, 14:35 WIB