Senin, 08 Mei 2017

Mitos Atau Fakta HIV Bisa Menular Lewat Seks Oral?

MITOSATAUFAKTA.COM - Apakah HIV bisa ditularkan melalui seks oral? Ini mungkin adalah salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan pada dokter maupun penyedia layanan kesehatan lainnya.
Mitos Atau Fakta HIV Bisa Menular Lewat Seks Oral?
Memahami bagaimana HIV dapat dan tidak dapat ditularkan merupakan inti dari pencegahan infeksi baru. HIV adalah virus yang berkembang dengan cepat, tetapi, untungnya, virus ini juga dapat sepenuhnya dicegah. Pada artikel ini, Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang penularan HIV dan bagaimana mengurangi risiko Anda, partner Anda, dan orang lain terinfeksi virus ini.

Berikut adalah beberapa poin kunci untuk dipahami seputar penularan HIV melalui seks oral.

Sebesar apa risiko HIV lewat seks oral?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa peluang individu HIV-negatif mendapatkan HIV dari seks oral dengan partner yang HIV-positif tergolong sangat rendah. Seseorang yang menerima seks oral umumnya tidak berisiko karena ia hanya akan terlibat kontak dengan air liur, yang tidak spesifik menularkan HIV.

Risiko penularan HIV melalui seks oral antar pria-dan-pria, wanita-dan-wanita, atau pria-dan-wanita sangat rendah karena mulut adalah lingkungan yang tidak ramah untuk virus HIV. Air liur mengandung enzim yang memecah virus dan membran mukosa yang lebih protektif dari jaringan anal atau vaginal.
HIV Bisa Menular Lewat Seks Oral?
Setelah air mani melewati mulut, asam lambung dan enzim dalam kerongkongan membunuh virus. Jadi, menelan atau memuntahkan air mani (pra-ejakulasi juga termasuk) dapat mengurangi risiko Anda untuk HIV, dibandingkan dengan membiarkannya di dalam mulut Anda.

Anda bahkan memiliki peluang yang sangat tipis untuk mendapatkan HIV dari seks oral jika pasangan HIV-positif Anda sedang dalam pengobatan dan memiliki viral load rendah, dan/atau pasangan HIV-negatif menggunakan kondom dan pre-exposure prophylaxis (PrEP). Orang yang mengonsumsi obat HIV yang diresepkan dapat memiliki jumlah virus yang sangat rendah dalam cairan tubuh, sehingga sangat mengurangi risiko penularan HIV pada pasangan mereka.

Walaupun begitu, sulit untuk mengetahui risiko yang tepat karena banyak orang yang melakukan seks oral kemungkinan besar juga terlibat dalam seks anal atau vaginal. Ada juga beberapa dokumentasi kasus di mana tampak bahwa dapat HIV ditularkan secara oral dan kasus-kasus yang terkait dengan ejakulasi yang masuk ke dalam mulut.

HIV dapat menyebar jika virus masuk ke dalam aliran darah

Infeksi penyakit kelamin menular hanya dapat terjadi jika salah satu orang yang terlibat dalam aktivitas seksual berisiko memiliki virus.
HIV Bisa Menular Lewat Seks Oral?
Konsentrasi virus juga menentukan apakah infeksi dapat terjadi. Dalam darah, misalnya, virus menjadi sangat terkonsentrasi. Setetes kecil darah cukup untuk menginfeksi seseorang. Konsentrasi virus dalam darah atau cairan lainnya dapat berubah, pada orang yang sama, dari waktu ke waktu. Namun, penting untuk dicatat bahwa HIV adalah virus yang sangat rapuh yang akan cepat mati bila terkena cahaya dan udara. Paparan sejumlah kecil darah atau cairan menular lainnya yang kering bukan merupakan risiko yang realistis sebagai metode penularan HIV.

Kesehatan mulut dan gusi berpengaruh pada penularan HIV lewat seks oral

Penularan HIV melalui seks tidak cukup hanya melalui kontak antara kulit dengan cairan tubuh yang terinfeksi. HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka atau luka terbuka dan dengan langsung menginfeksi sel-sel di selaput lendir. Kulit sehat dan utuh tidak memungkinkan HIV untuk masuk ke dalam tubuh karena tidak ada celah yang memungkinkan virus dapat menyusup masuk ke dalam sistem tubuh. Penularan HIV melalui seks oral lebih tergantung pada kesehatan gigi dan gusi masing-masing individu yang terlibat serta viral load dari pihak yang positif HIV.
HIV Bisa Menular Lewat Seks Oral?
Risiko penularan HIV selama oral seks lebih berpusat pada cairan tubuh terinfeksi HIV (air mani, cairan vagina, atau darah) yang menemukan jalan ke dalam aliran darah dari orang yang HIV-negatif melalui mulut atau tenggorokan, yang lebih mungkin terjadi jika ada peradangan mulut, gusi berdarah, atau kehadiran luka atau sariawan — juga melalui bekas tindik (khususnya terbaru), luka di vagina atau penis, kontak oral dengan cairan keputihan atau darah menstruasi, dan adanya penyakit menular seksual lainnya. Menyikat atau flossing gigi dalam dua jam sebelum terlibat dalam hubungan seks oral tidak terlindungi juga akan meningkatkan risiko Anda terhadap penularan HIV.

Seks oral saat menstruasi berisiko tinggi penularan HIV

Dokter dan peneliti tidak bisa memastikan berapa banyak orang yang terinfeksi HIV melalui seks oral. Beberapa pihak menyimpulkan hampir tidak ada orang telah terinfeksi HIV dari seks oral, tapi beberapa peneliti lain menemukan bahwa ada sebanyak 3% dari infeksi yang disebabkan oral seks. Dilansir dari AIDS Map, pada akhir 2008, peneliti melihat semua bukti yang tersedia dan mengkalkulasikan bahwa risiko penularan HIV dari seks oral sangat rendah, tetapi tidak sama sekali nol.
HIV Bisa Menular Lewat Seks Oral?
Jika Anda HIV-positif, ada risiko yang lebih tinggi untuk menularkan virus pada partner seks Anda yang HIV-negatif, jika ia yang melakukan seks oral pada Anda. Risiko juga akan meningkat jika Anda memiliki seksual infeksi menular yang tidak diobati.

Jika Anda tidak memiliki HIV dan Anda melakukan seks oral pada seseorang yang memiliki HIV, Anda akan lebih berisiko terinfeksi jika Anda memiliki sariawan, perdarahan, luka atau lecet di mulut atau gusi Anda. Ada juga risiko lebih jika Anda memiliki infeksi, termasuk yang dapat menular secara seksual, di tenggorokan atau mulut yang menyebabkan peradangan.

Untuk pria, memiliki konsentrasi viral load yang tinggi dalam darah juga bisa berarti bahwa viral load juga terkonsentrasi tinggi dalam air mani. Meskipun ada bukti valid bahwa ketika pria memiliki jenis viral load yang tidak terdeteksi dalam darah biasanya juga akan tercermin pada air maninya, hal ini tidak selalu terjadi. Faktor-faktor seperti infeksi menular seksual yang tidak diobati dapat menyebabkan viral load dalam air mani meningkat. Oleh karena itu, kebanyakan dokter percaya bahwa Anda tidak dapat berasumsi bahwa memiliki jenis viral load yang tidak terdeteksi membuat Anda kebal dari menularkan virus pada orang lain. Namun, risiko penularan HIV melalui seks oral dari pria yang memiliki jenis viral load tidak terdeteksi terbilang sangat rendah.

Bagi wanita, kadar HIV dalam cairan vagina bisa bervariasi. Konsentrasi virus cenderung tertinggi sekitar waktu menstruasi, ketika sel pembawa HIV luruh dari leher rahim paling mungkin ditemukan dalam cairan vagina yang keluar bersama dengan darah. Oleh karena itu, oral seks akan lebih berisiko ketika dilakukan sekitar waktu menstruasi.

Seks oral pada pria dan wanita, mana yang lebih berisiko?

Jenis oral seks yang dilakukan membuat perbedaan untuk peningkatan risiko, adalah:
HIV Bisa Menular Lewat Seks Oral?
  • Penularan HIV termasuk berisiko dan mungkin terjadi saat seks oral dilakukan melalui teknik fellatio/blowjob (mulut-ke-penis) reseptif, yang berarti individu HIV-negatif melakukan seks oral pada partner HIV-positif
  • Penularan HIV berisiko sangat rendah dan mungkin mustahil saat seks oral dilakukan melalui teknik fellatio/blowjob (mulut-ke-penis) insertif, yang berarti individu HIV-negatif menerima seks oral dari partner HIV-positif
  • Ada sangat sedikit laporan dari kemungkinan penularan HIV melalui cunnilingus (seks oral yang dilakukan pada wanita). Secara biologis ada kemungkinan bahwa HIV dapat ditularkan melalui individu yang HIV-negatif yang melakukan seks oral pada wanita HIV-positif, tapi hal ini dianggap berisiko rendah.
  • Tidak dokumentasi kasus penularan HIV untuk kasus dimana seseorang terinfeksi HIV melalui menerima cunnilingus (stimulasi vagina) dari seorang wanita yang HIV-positif.

HIV akan berisiko sangat tinggi ketika virus memiliki kontak dengan selaput lendir yang lebih berpori di alat kelamin, anus, dan rektum yang merupakan penghambat inefisien untuk jalur masuk HIV. Oleh karena itu, seks anal dan vaginal memiliki risiko penularan HIV yang lebih besar daripada seks oral.

Ingat, meski peluang penularan HIV dari seks oral sangat rendah, Anda masih dapat dengan mudah tertular penyakit kelamin lainnya, khususnya gonore dan klamidia. Praktik seks aman menggunakan kondom menghilangkan segala risiko.



Data medis direview oleh Thu Thruong, PharmD.

Sumber: hellosehat.com