Sabtu, 06 Mei 2017

Mitos atau Fakta : 5 Mitos dan Fakta tentang Bulu Kemaluan (Wanita)

MITOSATAUFAKTA.COM - Apa kamu sering mencukur bulu kemaluan?
Terdapat banyak rumor yang beredar antara bahaya atau tidak dalam mencukur bulu kemaluan ini.
5 Mitos dan Fakta tentang Bulu Kemaluan (Wanita)
Bulu kemaluan adalah bagian paling sensitif pada organ kewanitaan.
Dengan merawat buku kemaluan bagi wanita merupakan hal wajib karena sebagai bagian dari kebersihan.
Namun ternyata banyak wanita yang tidak merawat bulu pada organ wanita karena takut dengan bahaya-bahaya yang mereka dengar.
Padahal merawat bulu kemaluan sangat penting.
Namun untuk merawatnya juga harus ekstra hati-hati karena merupakan organ intim pada wanita.
Nah, untuk lebih jelasnya simak penjelasan mitos atau fakta dalam mencukur bulu kemaluan:

Mitos atau Fakta 1. 
Mitos: Rambut melindungi kemaluan dari penyakit menular seksual.
Fakta: Justru sebaliknya.

Rambut kemaluan bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri.
Banyak perempuan menganggap rambut kemaluan melindungi mereka dari kutil kelamin yang ditularkan lewat kontak kulit ke kulit.
Sebuah penelitian di Cina menyimpulkan HPV yang ada di rambut kemaluan laki-laki diduga terkait HPV pada pasangan perempuan mereka.
Human Papilloma Virus atau HPV adalah virus yang menginfeksi area kulit dan organ kelamin menjadi pemicu kanker serviks.

Mitos atau Fakta 2. 
Mitos: Rambut kemaluan membuat hubungan intim jadi kurang menyenangkan.
Fakta: Hal ini bervariasi pada setiap perempuan.

Banyak yang berpikir rambut kemaluan mengakibatkan sedikit gesekan antarkulit dan membuat waktu untuk berhubungan intim sedikit lebih lama.
Rambut kemaluan justru membantu melembutkan dan melindungi daerah kelamin.
Tetapi, beberapa perempuan lebih merasakan sensasi yang lebih intens ketika mereka tak memiliki rambut kemaluan.
Mitos atau Fakta 3. 
Mitos: Warna rambut kemaluan sesuai dengan warna rambut kepala.
Fakta: Salah.

Untuk memastikan, perhatikan alis perempuan.
Bagi sebagian besar perempuan, rambut kemaluan cenderung cocok dengan warna alis.
Mitos atau Fakta 4. 
Mitos: Rambut yang lebat menghilangkan rangsangan.
Fakta: Secara teknis, itu tergantung pasangan Ibu.

Tetapi ada beberapa bukti bahwa rambut kemaluan penuh feromon dan bisa menjadi perangsang.
Kelenjar sebaceous yang ada dalam kulit berambut menghasilkan sekresi berbau.
Lalu jika bercampur dengan bakteri yang kita miliki pada kulit dan rambut akan menghasilkan aroma yang disebut feromon.
Orang yang sensitif pada aroma mungkin tertarik.
Namun Ibu akan memiliki bau tidak sedap jika memiliki rambut kemaluan dan tidak merawatnya.
Pasalnya populasi bakteri akan berada di situ.
Mitos atau Fakta 5. 
Mitos: Jika kulit Ibu sensitif, rambut kemaluan tidak harus dicukur.
Fakta: Ibu hanya perlu menyesuaikan caranya.

Jika mencukur terlalu dekat dengan kulit dan tidak menggunakan beberapa jenis krim bercukur emolien akan lebih rentan untuk menggores atau melukai kulit.

Kemudian bakteri yang hidup di sana secara alami memiliki jalan untuk masuk ke bawah kulit dan akan menyebabkan benjolan dan infeksi.
Jika tujuan Ibu mencukur rambut kemaluan agar daerah kemaluan mulus.
Cobalah krim cukur atau mempertimbangkan metode menghilangkan rambut dengan cara waxing atau laser.
Nah sebelum memutuskan menghilangkan rambut kemaluan.
Ada baiknya untuk mengetahui bahaya atau tidaknya dalam mencukur rambut kemaluan.
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.